Sunday, July 26, 2009

Melayani dengan hati

Melayani adalah suatu ungkapan yang sangat indah sekaligus paling penting dalam berbagai lingkup kehidupan kita ini, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan. Berbagai perusahaan yang ada menggunakan kata-kata pelayanan untuk memikat para pelanggan. Sebuah bank yang terkemuka di Indonesia, menuliskan slogannya ”Melayani dengan hati”, seakan ingin menegaskan komitmen mereka untuk melayani nasabah dengan pelayanan yang nomor wahid.
Melayani adalah sebuah hukum alam yang sangat penting dalam suatu bisnis. Hanya mereka yang melayani yang akan memenangi persaingan. Yang mengabaikan hukum ini akan tergusur, bahkan tidak punya hak untuk hidup dan bertahan. Kalo bisa dikatakan bahwa pelayanan adalah sebuah cara Tuhan ikut campur dalam kehidupan kita dengan cara menyingkirkan siapa yang baik dan tidak baik, siapa yang profesional dan tidak profesional.
Ada sebuah contoh inspiratif mengenai seorang manusia luar biasa yang telah menerapkan prinsip pelayanan ini sepanjang hidupnya.
Manusia luar biasa itu bernama Toyotomi Hideyoshi, seorang pemimpin legendaris Jepang abad ke-16 yang telah menyatukan Jepan dan mengakhiri era perang saudara. Sampai hari ini, lebih dari 400 tahun setelah kematiannya, bisa dikatakan semua anak sekolah di Jepang mengenal nama beliau, bahkan tak terhitung film, novel, drama yang dibuat untuk menceritakan dan memberikan penghormatan terhadap Hideyoshi.
Hideyoshi bukanlah seorang samurai yang hebat yang berasal dari keluarga keturunan para bangsawan, yang mengalir darah kebangsawanan di dalam dirinya. Di sama sekali jauh dari kehidupan semacam itu. Dia lahir dari keluarga miskin dengan badan yang tidak tinggi, bertubuh bungkuk, tidak atletis, tidak berpendidikan, serta berwajah merah dan keriput sehingga dia dijuluki ”Monyet” seumur hidupnya.
Namun, Hideyoshi memiliki sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh banyak orang, dia memiliki kemauan sekeras baja, otak setajam pedang samurai, semangat yang tak pernah padam, dan wawasan mendalam tentang kehidupan manusia. Inilah yang membuat dia berhasil mengungguli para pesaingnya yang berdarah biru, yang mempunyai kemampuan bela diri hebat, untuk kemudian menjadi penguasa seluruh Jepang.
Apa rahasinya? MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI
Ada banyak hal yang bisa kita teladani darinya, tetapi satu hal terpenting adalah pengabdian, dia mengatakan ”Orang-orang berdedikasi padaku karena aku juga mendedikasikan diri kepada mereka.” Dedikasi dan pengabdian adalah kata-kata yang sederhana, bahkan terdengar sangat gampang dan terlalu sederhana, tetapi inilah yang menjadi kunci dalam kehidupan Hideyoshi.
Ada banyak cerita yang dapat menunjukkan betapa setianya Hideyoshi –yang memulai ”kariernya” sebagai pembawa sandal– kepada atasannya, Lord Nabunaga, yang selalu memanggilnya dengan sebutan ”Monyet”.
Bahkan suatu saat diceritakan bahwa Hideyoshi, pada suatu musim dingin yang menusuk tulang, dia menunggu Lord Nabunaga di luar rumah kayu tempatnya rapat sambil memegang sandalnya hanya untuk menghangatkan sandal tersebut untuk tuannya. Hideyoshi merasa sangat kedinginan tetapi dia tidak ingin sandal atasannya menjadi dingin. Karena itu dia mendekap erat sandal tersebut di dadanya hanya sekedar untuk menghangatkannya. Lord Nabunaga sendiri sangat terharu menyaksikan pengorbanannya yang luar biasa.
Dikisahkan pula bahwa Hideyoshi memilih kamar yang paling dekat dengan pintu masuk kastil, tempat tidurnya dari tumpukan jerami yang tersebar di tanah. Dengan beristirahat di kamar tersebut, dia dapat terus memantau aktivitas Lord Nabunaga serta merespon keinginannya dengan cepat meskipun dia tidak pernah merasakan tidur yang nyenyak. Dengan cara seperti ini Hideyoshi bukan hanya melayani melainkan juga dapat mengantisipasi segala kebutuhan atasannya dengan sepenuh hati.
Ketika suatu pagi terjadi kebakaran di kastil, dia telah terbangun jauh sebelum tanda bahaya diserukan dan secepat mungkin mempersiapkan kuda untuk atasannya. Maka tatkala sang atasan bergegas akan menyelamatkan diri, Hideyoshi muncul dengan kudanya yang sudah berpelana dan bisa langsung ditunggangi atasannya.
Bahkan ketika suatu saat Lord Nabunaga berkemah dalam suatu situasi yang penuh dengan kepungan kabut, setiap malam dia mendengar suara orang yang berkeliling di area perkemahan setiap malam sambil berteriak, ”Tetap waspada!”. Saking penasarannya Nobunaga kemudian mencari identitas si penjaga malam dan terhenyak serta begitu terkesan begitu tahu bahwa orang itu tidak lain tidak bukan adalah anak buahnya yang setia: Hideyoshi.
Yang menarik, walaupun orang-orang di sekitarnya menganggap remeh pekerjaannya, Hideyoshi melakukannya dengan sepenuh hati dan jiwa. Dia senantiasa berpendapat bahwa tidak ada pekerjaan yang remeh. Bukankah pekerjaan sekecil apa pun adalah mulia bila dilakukan untuk melayani orang lain?
» Read more → Melayani dengan hati

Kearifan Seorang Hakim

Profesi hakim memang bukan profesi algojo, dan pengadilan memang bukan lembaga pengalgojoan atau penghukuman. Dari buku ”One Hundred Wisdom Stories from around the world”, ada suatu kisah nyata yang pernah terjadi di Amerika Serikat di era tahun 1930-an, tahun dimana AS dilanda krisis ekonomi dan depresi yang dahsyat yang membuat rakyat AS saat itu miskin kelaparan. Seorang hakim Amerika membuat putusan yang mirip dengan putusan-putusan Khalifah Umar bin Khattab maupun Umar bin Abdul Azis.
Seorang wanita miskin tua didakwa mencuri sepotong roti. Wanita itu menerangkan anaknya sakita keras, cucunya kelaparan, dan suaminya sudah pergi meninggalkan mereka, sehingga ia terpaksa mencuri sepotong roti dari sebuah toko roti. Alasan itu tidak dapat diterima pemilik toko roti.
Sang hakim sebenarnya tidak ingin untuk memberikan hukuman kepada wanita itu, tetapi sebagai hakim, diapun tidak mungkin mengabaikan seluruh ketentuan hukum yang ada. Sang hakim memutuskan: (1) menyatakan si wanita itu terbukti mencuri roti, dan karena adanya alasan meringankan wanita itu hanya dipidana denda sebesar sepuluh dolar, dan jika tidak mampu membayar denda yang dijatuhkan, maka wanita itu akanj dikirim ke penjara selama 10 hari. 2) tetapi putusan tersebut dibacakan oleh sang hakim sambil mencopot topi toganya dan merogoh sakunya sendiri dan memasukkan uang sepuluh dolar ke dalam topinya, dan kemudian menegaskan bahwa selain wanita itu, maka sang hakim juga mendenda sebesar lima puluh sen dolar kepada setiap pengunjung persidangan, termasuk pemilik toko roti, karena mereka semua tinggal dan hidup di kota dimana seorang wanita tua harus mencuri roti untuk menyelamatkan anak dan cucunya yang kelaparan.
Sang hakim memerintahkan panitera mengumpulkan semua denda itu ke dalam topi toganya yang sudah lebih dulu sang hakim isi dengan uang pribadinya sebersar sepuluh dolar. Wanita tua itu akhirnya meninggalkan persidangan dan kembali ke rumahnya, setelah membayar denda sepuluh dolar dari uang sumbangan sang hakim kepadanya, dan si wanita tua tersebut masih membawa sejumlah uang hasil pengumpulan denda dari puluhan orang yang hadir di dalam persidangan, yang jumlahnya lumayan untuk menghidupi anak dan cucunya selama beberapa waktu.
Sungguh tepatlah ketika Plato mengatakan: ”No law or ordinance is mightier than understanding”, yang kira-kira berarti ”Tidak ada hukum atau aturan, yang lebih hebat dibandingkan dengan pemahaman”. Atau seperti yang dikemukakan oleh Louis D Brandeis, Hakim Agung AS, “If we desire respect for the law we must first make the law respectable”, yang berarti “Jika kita menginginkan agar hukum dapat dihormati, maka terlebih dahulu kita harus membuat hukum yang dapat dihormati”.
Kita sangat setuju bahwa sudah saatnya kain hitam yang selalu menutupi mata ”Patung Dewi Keadilan Indonesia” dibuka, sehingga tidak hanya terpaku pada setumpuk pasal-pasal yang terdapat pada undang-udang yang cenderung kaku, bahkan sebagian isinya sudah sangat ketinggalan zaman karena merupakan produk tiga abad silam yang masih tetap dipertahankan, produk paradigma dari barat, padahal bangsa Indonesia adalah bangsa timur yang memiliki nilai-nilai luhur sendiri yang lebih baik dan manusiawi.
Sudah saatnya penutup mata Patung Dewi Keadilan Indonesia dibuka, sehingga para pelaku hukum dapat melihat hukum sebagai suatu realitas, suatu tindakan, suatu perilaku, dan bukan hanya sekedar asas-asas hukum, norma-norma hukum, dan aturan-aturan.
Salah seorang pakar hukum, Lon F Fuller, mengatakan: ”I have insisted that law be viewed as a purposeful enterprise, dependent for its success on the energy, insight, intelegence, and concientiousness of those who conduct it”. (Secara tegas saya melihat hukum sebagai suatu upaya dengan maksud tertentu, yang keberhasilannya tergantung pada energi, wawasan, kecerdasan, dan kesadaran tentang siapa yang menjalannya).
» Read more → Kearifan Seorang Hakim

Masalah-masalah pokok dalam kelompok ekonomi

Di dalam suatu kelompok masyarakat, baik itu merupakan negara komunis, satu suku di pedalaman Irian, negara yang sudah maju, ataupun suatu kelompok terpencil di Kutub Utara, pasti akan mengalami tiga masalah pokok dalam ekonomi yang mendasar dan saling terkait, yaitu:
- WHAT. Komoditi apa yang harus diproduksi, dan berapa banyak? Dengan kata lain, berapa banyak barang dan jasa yang harus diproduksi, dan kapan diproduksi? Haruskah membuat pakaian yang lebih banyak daripada produksi makanan? Apa yang harus ditanam bulan ini, apakah kopi ataukah padi yang harus ditanam?
- HOW. Bagaimana suatu komoditi diproduksi? Dengan kata lain, produksi oleh siapa, bahan yang digunakan apa, dan juga teknik apa yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi? Apakah padat modal atau padat karya?
- FOR WHOM. Bagi siapa komoditi diproduksi? Siapa yang akan menikmati hasil produksi yang dilakukan? Bagaimana produksi pemerintah didistribusikan kepada rakyat? Ataukah produksi yang dilakukan untuk orang kaya atau akan diberikan seluruhnya kepada orang miskin?
Tiga masalah di atas sangat mendasar dan umum pada semua bentuk sistem perekonomian, tetapi cara pemecahannya selalu berbeda antara sistem-sistem yang ada tersebut.
Dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut, maka para ahli ekonomi tidak henti-hentinya mengembangkan ilmu ekonomi. Seperti misalnya, sebelum Adam Smith, tokoh yang pertama kali memaparkan persoalan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani. Beliau adalah seorang ahli matematika, IPA, sosiologi dan psikologi, yang menulis permasalahan ekonomi tersebut hanya bersifat filsafat dan tidak mendasar.
Selanjutnya, muncul aliran Fisiokrat, yang beranggapan bahwa alamlah yang paling menentukan kemakmuran suatu bangsa. Sedangkan Adam Smith yang dikenal sebagai orang yang pertama kali menulis makalah ekonomi secara mendasar beranggapan bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama.
Dari perbedaan-perbedaan prinsip tentang pemecahan persoalan ekonomi tersebut, berkembang sampai dewasa ini yang kita kenal dengan nama teori modern dalam ilmu ekonomi. Salah satu hal pokok untuk membedakan dengan jelas dalam ilmu pengetahuan seperti halnya ilmu ekonomi adalah antara pertimbangan nilai dan pernyataan faktual. Dalam hal ini, ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yaitu:
- Ilmu ekonomi positif, membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Misalnya, berapakah tingkat pengangguran hari ini? bagaimana tingkat pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat inflasi? contoh tersebut dapat dijawab dengan mengacu pada fakta-fakta.
- Ilmu ekonomi normatif, membahas pertimbangan etika dan nilai, seperti: sampai seberapa jauhkah inflasi dapat diterima? anggaran biaya pertahanan negara seharusnya naik 3% atau 5% per tahun? pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak mengundang pertimbangan etika dan moral, serta pemecahannya melalui proses politik.

Dunia ekonomi merupakan daerah di mana sesuatu yang kelihatannya benar bagi perorangan ternyata tidak selalu benar bagi masyarakat sebagai keseluruhan. Sama saja halnya dengan apa yang terlihat benar bagi keseluruhan mungkin ternyata tidak benar bagi seseorang sebagai individu. Hal ini terlihat pada keadaan dimana bila semua petani bekerja keras dan keadaan alam dan udara sangat baik sehingga bersama-sama memproduksi hasil pertanian yang disertai dengan harapan memperoleh pendapatan yang besar, malah menjadikan produksi berlebihan sehingga seluruh pendapatan petani mungkin akan merosot akibat terjadinya penawaran yang berlebihan (over supply).
Kehidupan kita tidak akan dapat terpisahkan dari masalah-masalah ekonomi. Ekonomi sudah ada sejak kita lahir, bahkan sejak kakek buyut kita lahir. Selalu ada masalah ekonomi, masalah permintaan dan penawaran barang yang kita butuhkan sehari-hari. Jadi, mempelajari ilmu ekonomi merupakan hal yang penting agar kita dapat memajukan bangsa dan negara ini melalui peningkatan kegiatan (investasi) ekonomi yang mana akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga kehidupan bangsa dan negara kita ini akan semakin berkembang.
» Read more → Masalah-masalah pokok dalam kelompok ekonomi

Mengapa ilmu ekonomi perlu untuk dipelajari?

Itu menjadi pertanyaan yang mengemuka di mana-mana. Seperti yang kita lihat di negara kita ini, banyak sekolah-sekolah tinggi yang khusus mempelajari tentang ekonomi, dan rata-rata fakultas pertama yang dibuka oleh universitas-universitas di Indonesia adalah fakultas ekonomi. Mengapa ilmu ekonomi sangat penting dalam kehidupan kita??
Banyak alasan yang mendasari orang untuk mempelajari ilmu ekonomi. Karena berharap dapat mengeruk uang lebih banyak lagi melalui pengetahuannya tentang ekonomi, karena ilmu ekonomi merupakan titik pusat dari segala ilmu sosial, dan banyak lagi alasan lainnya yang tentunya bisa berbeda tiap orang.
Kenyataan menunjukkan ada satu alasan penting yang menyebabkan perlunya orang mempelajari ilmu ekonomi. Sepanjang hidup, kita akan selalu berpapasan dengan kebenaran ilmu ekonomi. Pengertian mengenai inflasi, pengangguran ataupun proteksionisme ekonomi suatu negara, tidak akan sepenuhnya bisa dimengerti bila kita belum menguasai dasar-dasar ilmu. Pada debat di berbagai lingkup masyarakat, yang menjadi pokok masalah selalu adalah masalah ekonomi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemui perbedaan antara teori ekonomi dan penggunaan praktisnya. Hal ini memang tidak bisa dihindari karena pada dasarnya teori adalah prinsip, hukum, dalil, atau kaidah yang bersifat umum. Olehnya itu, untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian atau perlakuan-perlakuan khusus yang sesuai dengan kebutuhan.
Tahun 1776 menjadi tahun mulai berkembangnya ilmu ekonomi, dengan ditandai kemunculan buku ”The Wealth of Nation” yang ditulis oleh Adam Smith. Diikuti dengan buku ”The General Theory of Employment, Interest, and Money” yang ditulis John Maynard Kenynes di tahun 1936. Ilmu ekonomi telah berkembang sangat pesat saat ini mengikuti perkembangan yang terjadi dan disertai dengan munculnya berbagai macam teori-teori baru tentang ekonomi untuk memecahkan berbagai macam permasalahan.
Pada pengenalan pertama ilmu ekonomi, orang sering mendefinisikan ilmu ekonomi yang pendek-pendek saja dan mudah dimengerti, misalnya:
- Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut produksi dan transaksi diantara banyak orang.
- Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber daya produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi.
- Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai perilaku manusia dalam mengusahakan dan mengatur kegiatan konsumsi dan produksinya.
Sedangkan Paul Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai cara individu atau masyarakat untuk memilih dari berbagai alternatif penggunaan sumber daya produktif yang jumlahnya terbatas, untuk memproduksikan berbagai jenis barang, serta mendistribusikannya untuk dikonsumsikan pada berbagai golongan penduduk.
Para pakar ekonomi sepakat tentang definisi umum ilmu ekonomi yaitu: Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya – baik saat ini maupun di masa depan – kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang menjadi pusat permasalahan ekonomi adalah kelangkaan yang sudah tidak dapat dielakkan lagi. Ilmu ekonomi akan terus dipelajari dan menjadi sesuatu yang sangat penting hingga kehidupan manusia masih ada. Tabiat manusia yang selalu menginginkan lebih dan tidak pernah puas akan yang dimiliki akan menjadi masalah yang membuat kelangkaan sumber daya untuk kehidupan manusia, semakin menjadi-jadi. Jumlah penduduk dunia yang semakin hari semakin bertambah membuat sumber daya yang tersedia seakan-akan tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Ilmu ekonomi sangat penting disebabkan karena dengan menguasai ilmu ekonomi kita dapat belajar bagaimana mempergunakan sumber daya yang semakin langka, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat, sehingga sumber daya tersebut dapat dipergunakan secara efisien.
» Read more → Mengapa ilmu ekonomi perlu untuk dipelajari?