- WHAT. Komoditi apa yang harus diproduksi, dan berapa banyak? Dengan kata lain, berapa banyak barang dan jasa yang harus diproduksi, dan kapan diproduksi? Haruskah membuat pakaian yang lebih banyak daripada produksi makanan? Apa yang harus ditanam bulan ini, apakah kopi ataukah padi yang harus ditanam?
- HOW. Bagaimana suatu komoditi diproduksi? Dengan kata lain, produksi oleh siapa, bahan yang digunakan apa, dan juga teknik apa yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi? Apakah padat modal atau padat karya?
- FOR WHOM. Bagi siapa komoditi diproduksi? Siapa yang akan menikmati hasil produksi yang dilakukan? Bagaimana produksi pemerintah didistribusikan kepada rakyat? Ataukah produksi yang dilakukan untuk orang kaya atau akan diberikan seluruhnya kepada orang miskin?
Tiga masalah di atas sangat mendasar dan umum pada semua bentuk sistem perekonomian, tetapi cara pemecahannya selalu berbeda antara sistem-sistem yang ada tersebut.
Dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut, maka para ahli ekonomi tidak henti-hentinya mengembangkan ilmu ekonomi. Seperti misalnya, sebelum Adam Smith, tokoh yang pertama kali memaparkan persoalan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani. Beliau adalah seorang ahli matematika, IPA, sosiologi dan psikologi, yang menulis permasalahan ekonomi tersebut hanya bersifat filsafat dan tidak mendasar.
Selanjutnya, muncul aliran Fisiokrat, yang beranggapan bahwa alamlah yang paling menentukan kemakmuran suatu bangsa. Sedangkan Adam Smith yang dikenal sebagai orang yang pertama kali menulis makalah ekonomi secara mendasar beranggapan bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama.
Dari perbedaan-perbedaan prinsip tentang pemecahan persoalan ekonomi tersebut, berkembang sampai dewasa ini yang kita kenal dengan nama teori modern dalam ilmu ekonomi. Salah satu hal pokok untuk membedakan dengan jelas dalam ilmu pengetahuan seperti halnya ilmu ekonomi adalah antara pertimbangan nilai dan pernyataan faktual. Dalam hal ini, ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yaitu:
- Ilmu ekonomi positif, membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Misalnya, berapakah tingkat pengangguran hari ini? bagaimana tingkat pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat inflasi? contoh tersebut dapat dijawab dengan mengacu pada fakta-fakta.
- Ilmu ekonomi normatif, membahas pertimbangan etika dan nilai, seperti: sampai seberapa jauhkah inflasi dapat diterima? anggaran biaya pertahanan negara seharusnya naik 3% atau 5% per tahun? pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak mengundang pertimbangan etika dan moral, serta pemecahannya melalui proses politik.
Dunia ekonomi merupakan daerah di mana sesuatu yang kelihatannya benar bagi perorangan ternyata tidak selalu benar bagi masyarakat sebagai keseluruhan. Sama saja halnya dengan apa yang terlihat benar bagi keseluruhan mungkin ternyata tidak benar bagi seseorang sebagai individu. Hal ini terlihat pada keadaan dimana bila semua petani bekerja keras dan keadaan alam dan udara sangat baik sehingga bersama-sama memproduksi hasil pertanian yang disertai dengan harapan memperoleh pendapatan yang besar, malah menjadikan produksi berlebihan sehingga seluruh pendapatan petani mungkin akan merosot akibat terjadinya penawaran yang berlebihan (over supply).
Kehidupan kita tidak akan dapat terpisahkan dari masalah-masalah ekonomi. Ekonomi sudah ada sejak kita lahir, bahkan sejak kakek buyut kita lahir. Selalu ada masalah ekonomi, masalah permintaan dan penawaran barang yang kita butuhkan sehari-hari. Jadi, mempelajari ilmu ekonomi merupakan hal yang penting agar kita dapat memajukan bangsa dan negara ini melalui peningkatan kegiatan (investasi) ekonomi yang mana akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga kehidupan bangsa dan negara kita ini akan semakin berkembang.
No comments:
Post a Comment